• Center for System Dynamics Research and Development

Sistem Dinamik COVID-19 Di Indonesia

//sysdyn.org/wp-content/uploads/2020/04/Pak-Firman-Pamflet-Covid_6.jpg
Sejak munculnya Corona Virus 2019 atau dikenal COVID-19 pada Desember 2019, yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Saat ini telah ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization), karena sebagai wabah yang berjangkit dalam waktu singkat keseluruh dunia, masuk kategori menular dan memiliki garis infeksi berkelanjutan serta menimbulkan korban. Dalam hal ini berkisar waktu 3 bulan hingga akhir Maret 2019 telah mencapai jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 719.000 orang dengan jumlah yang meninggal sebanyak 33.673 orang serta menyebar hingga ke 202 negara (WHO, 2020)
Penelitian diamati mulai dari munculnya kasus pertama di Wuhan hingga saat ini, serta munculnya kasus pertama di Indonesia. Untuk melihat grafik perilaku pertumbuhan Virus Corona tersebut, dengan menggunakan data yang diperoleh dari berbagai sumber resmi seperti WHO (World Health Organization) untuk data dunia dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk data di Indonesia. Penelitian COVID-19 di Indonesia dikembangkan dengan alat analisis simulasi pemodelan sistem dinamik, serta dengan pertimbangan kemudahan dalam penggunaan untuk visualiasi dashboard kepada pengguna. Sedangkan secara teknis, formulasi yang dikembangkan dari berbagai data dengan Statistical Framework integration with Dynamics Complexity
Pengembangan systems thinking tertuang pada hubungan sebab akibat (causal loop diagram), menjadi dasar dalam membangun keterkaitan formula antar variable. Ada beberapa istilah secara khusus untuk mempermudah pemahaman kasus COVID-19 di Indonesia. Dimana pada orang yang memiliki gejala, yaitu ODP (Orang dalam pengawasan) dan PDP (Pasien dalam perawatan). ODP ini merupakan orang yang memiliki deman (>38°C), batuk dan pilek atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) atau URI (Upper Respiratory Tract Infection) tanpa Pneumonia serta memiliki riwayat perjalanan ke negara/daerah yang terdapat kasus COVID. Sedangkan PDP merupakan orang yang memiliki deman (>38°C), batuk dan pilek atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) atau URI (Upper Respiratory Tract Infection), dan Pneumonia ringan hingga berat, memiliki riwayat perjalanan ke negara/daerah yang positif serta pernah kontak langsung dengan yang positif.
Simulasi data dilakukan untuk melihat seberapa lama dan berapa banyak kemungkinan kasus yang akan terjadi, serta perkiraan kapan kasus ini akan selesai. Hasil simulasi dilihat untuk jumlah kasus positif COVID-19, perkiraan jumlah yang meninggal berdasarkan persentase penelitian beberapa kasus di dunia serta tingkat kerentanan orang. Jumlah pasien yang perlu dirawat baik dari yang positif maupun dari yang PDP
Minimalisasi kasus COVID-19 di Indonesia perlu menerapkan beberapa skenario kebijakan agar berjalan efektif dan efisien, beberapa skenario kebijakan dengan mensimulasikan variablevariabel penggerak model atau program-program yang diterapkan dengan kondisi moderat dan penerapan secara progresif (optimis)
Simulasi skenario pada kondisi moderat dapat memperlambat laju peningkatan kasus hingga hanya sekitar 3.000 kasus positif COVID-19 yang terjadi (Gambar 8.2), dimana pola tetap seperti kondisi saat ini. Perlu memulai ada pembatasan termasuk diluar wilayah Pulau Jawa, namun apabila wilayah tersebut tidak menerapkan hal yang sama dimungkinkan kasus dapat tinggi dari kondisi tersebut.
Untuk simulasi pada kondisi progresif atau optimis, sangat berpengaruh terhadap penekanan dan penurunan kasus positif COVID-19 secara tajam. Berdasarkan hasil simulasi pada kondisi ini hari ke 45-65 dapat diturunkan laju pertumbuhan kasus, dengan titik maksimal diperkirakan berkisar 3.000 kasus pada hari ke 70 dan 80. Jumlah kasus yang ada sudah mulai sangat berkurang, dimana titik tersebut perlahan turun walaupun masih terdapat kasus tetapi sangat mampu untuk ditangani. Hal ini pun sama penerapannya dilakukan secara bersamasama di seluruh wilayah, agar berjalan dengan efektif. Pada wilayah-wilayah zona merah untuk benar-benar melakukan regional partially closed down. Dengan demikian jumlah kasus yang meninggal tidak melebihi dari 300 orang. Untuk hasil simulasi keseluruhan pada kondisi progresif
WhatsApp chat